Buruh Versus Ekonomi Biaya Tinggi

Ribuan buruh dari berbagai wilayah kembali ke Jakarta. Unjuk rasa ini mengusung beragam tuntutan, antara lain menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), isu implementasi jaminan sosial, upah layak, sistem kerja alih daya (outsourcing), buruh kontrak, politik upah murah, adalah beberapa isu seksi yang akan diangkat.  Ribuan buruh yang bergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia itu menggelar demonstrasi di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu, 6 Februari 2013. Pukul 09.00 tadi, ribuan buruh telah memadati wilayah itu hingga pukul 11.30. Akibatnya, kemacetan terjadi di Jalan Sudirman, yang mengarah ke Jalan MH Thamrin. Dan hanya satu lajur menuju selatan saja yang dapat dilalui kendaran. Untuk itu, Polda Metro Jaya menurunkan 17.628 personel gabungan. 

Akan adakah perubahan dari hasil demo tersebut dan apakah tuntutan para pendemo itu jadi agenda penting yang didiskusikan para stakeholder terkait termasuk instansi pemerintah.
Menurut Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Kebijakan Moneter, Fiskal dan Publik Haryadi B Sukamdani pengusaha sudah mencadangkan pesangon, Jamsostek dan ditambah harus menaikkan upah minimum buruh," setidaknya perusahaan harus menyediakan 34 persen dari total belanja sebagai cadangan ketenagakerjaan termasuk jaminan sosial dan pesangon. "Jadi secara paket, kita (Indonesia) memang lebih besar upahnya dibandingkan negara lain," kata dia.  Benarkah itu?.

Bila benar apa sebenarnya inti persoalan masalah perburuhan di negeri ini, atau lebih luas lagi, apakah sebenarnya persoalan industri di negeri ini?.  Karena penyelesaian persoalan buruh bukan hanya sekedar hitungan menaikan upah buruh yang justru rentan dipolitisasi.

Selama ini, persoalan buruh, seolah hanya permasalahan pengusaha dengan buruh semata. Padahal, permasalahan buruh merupakan permasalahan yang kompleks. Mulai dari, pertama; regulasi terkait perburuhan yang bias interpretasi dan implementasi, kedua; pengawasan yang lemah sehingga berdampak pada maraknya pungli pada dunia usaha, yang memberi kontribusi pada penyebab ekonomi biaya tinggi pada dunia usaha industri di Indonesia, disamping karena tingginya nilai foreign contents  dlm industri kita dalam bentuk import teknologi terkait barang modal dan bahan baku pendukung yang menggunakan patokan harga dollar, dibanding nilai local contents seperti upah buruh dan bahan mentah.  Mungkin termasuk tingginya bunga Bank yang kesemuanya menjadi penyebab ekonomi biaya tinggi.

Banyak permasalahan mendasar dalam penyelesaian permasalahan buruh. Termasuk bagaimana meminimalkan ekonomi biaya tinggi yang secara tidak langsung berdampak pada buruh dan kesejahteraan buruh.Adakah kemauan politik atau kemauan baik pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya....haa mari liat nanti sejarah yg akan membuktikan..."+"





Komentar

Postingan Populer