Liberalisme, depresi, bunuh diri

Di Amerika, angka bunuh diri sangat tinggi, yakni sekitar 31.000 pertahun, begitu pula Jepang, 23,8 per 100.000 jiwa atau sekitar 30 ribu pertahun. Hal ini terjadi pada orang yang mengalami depresi berat

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, angka bunuh diri di Indonesia meningkat tajam. Pada 2010 angka bunuh diri di Indonesia mencapai 1,8 per 100.000 jiwa atau sekitar 5.000 orang pertahun. Pada 2012 naik menjadi 4,3 per 100.000 jiwa atau sekitar 10.000 pertahun.

Di negeri ini penerapan sistem dan kebijakan semakin melemahkan kemampuan individu. Menimbulkan beban hidup yang semakin berat yg dirasakan individu dan masyarakat akibat kebijakan ekonomi dan fiskal yg tidak pro rakyat dg fenomena ketidakpastian naik/ turunnya harga BBM, kenaikan harga gas, listrik, dsb. Di sisi lain, penguatan kemampuan menanggung beban dengan bantuan dari keluarga dan sesama masyarakat semakin menipis, hingga timbul gejala depresi.

Kapitalisme menjauhkan cara hidup sesuai aqidah islam pd sebagian besar pemeluknya. Kapitalisme membangun tata nilai materialistik. Dicirikan dengan gaya hidup hedonistik mengejar kesenangan duniawi scr berlebihan, ber megah2an, ber-mewah2an (konsumerisme) dan individualistik. Menguatkan ide materialisme sebagai tolok ukur kebahagiaan dan keberhasilan hidup. Meningkatkan individualisme penyebab rendahnya kepedulian pada sesama (emang gua pikirin, loe-loe gua-gua).

Pada sisi lain beban hidup semakin berat akibat pemerintah/ negara dlm kebijakannya belum/ tidak mampu melawan arus liberalisasi kapitalisme global untuk melindungi dan mensejahterakan rakyatnya dan hanya segelintir kelompok masyakat yang dapat memakmurkan dirinya.

Kapitalisme telah  ‘memaksa’ negara mengurangi peran mengurusi/ melayani rakyatnya. Berbagai urusan rakyat diserahkan kepada swasta nasional atau asing, dg kosekuensi kekayaan hanya bertumpuk pada segelintir orang, bahkan menurut Oxfam, separuh kekayaan global akan dikuasai hanya oleh 1 (satu) persen orang saja.[1].












Komentar

Postingan Populer