Arab Saudi

ARAB SAUDI ATAU IRAN YANG BANTU AMERIKA SERIKAT SERANG IRAQ?
Ketika berita/tulisan tidak lengkap:
Tulisannya tentang Iraq, AS dan Iran agak mentah/kurang lengkap:
http://www.fimadani.com/jadilah-kaum-sektarian

.. ADALAH saat Revolusi Iran tahun 1979, AS dan Arab Saudi serta negara2 Arab lainnya mendukung Iraq (Saddam Hussein) menyerang Iran. Terjadi perang selama 8 tahun (1980-1988) yg menewaskan 1 juta orang (500 ribu Iran dan 500 ribu Iraq) dan biaya perang Rp 10 ribu trilyun.
Sebelumnya, Iran sebagaimana Arab Saudi adalah sekutu erat AS di zaman Syah Iran, Reza Pahlevi. Namun sejak Reza terguling, Kedubes AS diserbu dan disandera mahasiswa Iran selama 444 hari untuk kemudian ditutup hingga saat ini.
Sayang negara2 Arab justru menagih hutang kepada Irak atas bantuan menyerang Iran tsb, sehingga Saddam menyerang Qatar, Kuwait, dan Arab Saudi. Saddam itu Sunni dan didukung pemerintahan yg Sunni meski 60% warga Iraq itu Syi’ah.
Negara2 Arab tak mampu melawan Iraq. Mereka mengundang AS dan menyediakan pangkalan militer bagi AS guna menyerang Iraq dan membunuh Saddam. Akibatnya Saddam dan Pemerintah Sunninya jatuh. DENGAN DUKUNGAN AS Yang naik, justru pemerintah dari kalangan Syi’ah.
Jadi keliru jika ada yang menulis Iran yg membantu AS menyerang Iraq.
Justru Arab Saudi dan negara2 Arablah yg menyediakan pangkalan militer bagi AS guna menyerang Iraq.
Selain menyediakan Pangkalan Militer bagi AS, ternyata Arab Saudi juga menyumbang teroris ke Iraq. 53 Pembom Bunuh diri yang menargetkan peziarah Syi’ah ternyata berasal dari Arab Saudi. Apalagi ternyata banyak lembaga-lembaga dan Media Massa “Islam” yang didanai dengan Petro Dollar Arab Saudi bukan sekedar mengulas perbedaan Sunni-Syi’ah, tapi juga mengobarkan kebencian sehingga mengadu-domba Sunni dengan Syi’ah.
Silahkan baca:
http://www.al-khilafah.org/2012/11/mufti-arab-saudi-pengkritik-pemerintah.html

Rezim Arab Saudi dikenal luas dengan reputasinya sebagai sekutu utama Amerika dan Barat di kawasan Jazirah Arab. Arab Saudi bersama Amerika memerangi mujahidin Anshar Syariah di Yaman Selatan. Agresi militer AS dan NATO ke Irak pada Perang Teluk 1990 dan perang 2003 berangkat dari pangkalan-pangkalan militer AS dan Inggris di Arab Saudi dan Kuwait.
http://arrahmah.com/read/2012/05/29/20460-serial-perang-salib-modern-1-pasukan-koalisi-salib-di-jazirah-arab-menjajah-jantung-dunia-islam.html

IRAQ SELANJUTNYA Dengan naiknya PM Nuri Al Maliki dari Syi’ah dan sebetulnya Presiden Iraq itu dari Wahabi, mungkin benar kalau Iran/Syi’ah kemudian diuntungkan. Tapi aneh jika Media Massa Islam yang didanai Petro Dollar Arab Saudi sama sekali tidak menyinggung peran/dosa Arab Saudi yang mengundang dan menyediakan pangkalan militer bagi pasukan AS guna menyerang Iraq hingga sekarang. Adilkah itu? Jujurkah itu?
Munculnya Syi’ah jadi PM Iraq belum tentu dia taat pada Imam Syi’ah atau sejalan dgn Pemerintah Iran. Buktinya mantan Syah Iran Reza Pahlevi, puteranya, dan para Pendukung Syah Iran membangkang thd Imam Syi’ah dan Iran serta bersehabat dgn AS. Ini sama halnya dgn Saddam Hussein yang Sunni, tapi kemudian justru menentang Arab Saudi dan AS. Kalau di Indonesia, ada Islam KTP yang justru menentang Islam. Jadi tak bisa disebut naiknya seorang Syi’ah jadi PM seperti Nuri sebagai selingkuh antara AS dgn Iran. Apalagi sebenarnya yang jadi Presiden adalah seorang Wahabi meski kemudian tersingkir karena melakukan pemboman thd kaum Syi’ah yang sebetulnya mayoritas di Iraq.
Meski Saddam Hussein adalah Sunni, namun 60% penduduk Iraq adalah Syi’ah. Ini berlawanan dgn Suriah di mana Syi’ah cuma 15% dan Sunni 85%, tapi yang jadi presiden adalah orang Syi’ah. Cuma aneh juga kalau ada Media Wahabi seperti Arrahmah.com dgn data tidak jelas menyebut Sunni mayoritas di Iraq dgn jumlah 60% padahal berbagai fakta di media massa termasuk Sensus di zaman Saddam menyebut Syi’ah 60% di sana. Apalagi Iraq itu kan memang pusatnya Syi’ah meski sekarang bergeser ke Iran. Lihat:
Britannica: Syi’ah 60%, Sunni 40% Sumber: CIA World Fact Book: Syi’ah 60%-65%, Sunni 32%-37% dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Iraq
About 65% of Iraqis are Shia sumber: http://news.bbc.co.uk/2/shared/spl/hi/middle_east/02/voices_from_iraq/html/abbas.stm
Majority Shiite Arab (around 60%) sumber: http://middleeast.about.com/od/religionsectarianism/tp/Sunni-Shiite-Tension-In-The-Middle-East.htm
Kalau digoogle lebih banyak lagi, maka kita akan tahu kalau Syi’ah memang mayoritas di Iraq. Beritanya dari sumber yg kredibel itu amat Mutawatir. Jadi aneh kalau ada Media Wahabi macam Arrahmah.com bilang Sunni adalah mayoritas di Iraq. Itu bohong besar. Kalau Suriah, itu benar. Jika hal seperti statistik yang pasti dan jelas saja sudah bohong, bagaimana dengan berita2 lainnya?
Kalau ada 2 pihak yang berperang, sebaiknya didamaikan. Bukan malah dikompori.
Agama Islam tidak pernah mengajarkan ummatnya jadi Sektarian/Ashobiyyah. Islam itu adalah Rahmatan lil ‘Alamiin.
Apalagi sampai membunuh orang-orang yang masih bersyahadah tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah serta masih sholat.
Ummat Islam itu berjihad/berperang demi ISLAM! Bukan demi Sunni atau pun demi Syi’ah:
Ka’ab bin ‘Iyadh Ra bertanya, “Ya Rasulullah, apabila seorang mencintai kaumnya, apakah itu tergolong fanatisme?” Nabi Saw menjawab, “Tidak, fanatisme (Ashobiyah) ialah bila seorang mendukung (membantu) kaumnya atas suatu kezaliman.”
(HR. Ahmad)
Bukan termasuk umatku siapa saja yang menyeru orang pada ‘ashobiyah
(HR Abu Dawud).
Dalam hadits yang lain Nabi mengatakan bahwa orang yang mati dalam keadaan ashobiyah (membela kelompoknya, bukan Islam), maka dia masuk neraka.

INI ADALAH DAFTAR PANGKALAN UDARA AMERIKA SERIKAT di negara-negara Islam. Dari situ kita tahu ternyata Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Qatar, Turki menyediakan Pangkalan Militer bagi AS. Ada pun Afghanistan dan Iraq baru “memberi” pangkalan militer setelah diserang dan dikuasai AS. Ada 5 Pangkalan Udara Amerika Serikat di Arab Saudi seperti:
Eskan Village Air Base, Saudi Arabia
King Abdul Aziz Air Base, Dhahran, Saudi Arabia
King Fahd Air Base, Taif, Saudi Arabia
King Khalid Air Base, Khamis Mushayt, Saudi Arabia
Riyadh Air Base, Riyadh, Saudi Arabia
Sebelumya Media Massa Wahabi yang didanai Petro Dollar Arab Saudi (Sekutu AS dan Israel) juga memberitakan bahwa roket Hamas bukan bantuan dari Iran. Padahal roket Fajr 5 yang ditembakkan Hamas adalah buatan Iran (sama dgn Toyota itu buatan Jepang). Iran juga memberi mesin pembuat rudal ke Hamas sehingga Hamas bisa membuatnya sendiri. Itulah sebabnya Hamas selain berterimakasih kepada Mesir juga berterimakasih pada Iran. Coba tanya pada pimpinan tertinggi Hamas: Khaled Meshaal dan Ismail Haniyeh tentang ini
http://kabarislam.wordpress.com/2013/01/10/wahabi-roket-hamas-bukan-buatan-iran/
Ada lagi yang mempertanyakan “Adakah 1 Peluru Iran yang jatuh ke Israel?” Secara langsung mungkin tidak ada karena jarak Israel-Iran yang cukup jauh (1500 km). Lihat peta:
http://kabarislam.wordpress.com/2012/01/16/adakah-satu-peluru-iran-jatuh-di-tanah-israel
Tapi dengan perang Gaza selama 8 hari kemarin kita tahu roket Fajr 5 Iran mendarat di Israel. Sebelumnya juga roket-roket Iran dan senjata lain dipakai oleh pejuang Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Gaza. Tak heran jika pimpinan Hamas seperti Khaled Meshaal dan Ismail Haniyeh sering pergi ke Teheran guna mendapat dukungan dana dan senjata dari Iran. Foto-foto dan video2 mereka dgn pimpinan Iran bisa dilihat di sini:
http://kabarislam.wordpress.com/2013/01/10/wahabi-roket-hamas-bukan-buatan-iran/
Saat pemimpin Iran mengecam AS dan Israel dengan pedas, banyak yang menganggapnya cuma pura-pura. Sekarang kita tanya, “Beranikah Raja Arab Saudi mengecam AS dan Israel?” SBY saja tidak berani. Jadi dengan mengecam pun butuh keberanian yang tinggi.
Kaum Wahabi sering menganggap Iran cuma pura-pura melawan AS. Tidak akan terjadi perang. Padahal jika kita lihat, sudah banyak konflik yang terjadi:
1. Penyerbuan Kedubes AS dan penyanderaan staf Kedubes AS selama 444 hari pasca Revolusi Iran yang menggulingkan sekutu AS, Syah Iran Reza Pahlevi. Mana ada negara di dunia ini yang berani menyerang Kedubes AS? Di Indonesia, demo di depan Kedubes AS saja bisa ditembak mati oleh Polisi.
AS pernah mencoba membebaskan sandera tsb dalam Operasi Eagle Claw. Namun gagal karena badai gurun. Pesawat dan Helikopter militer AS saling bertabrakan dan menewaskan sebagian pilot dan penumpangnya. Sisanya ditahan Iran. Silahkan baca:
http://kabarislam.wordpress.com/2011/12/14/fitnah-salafi-wahabi-terhadap-iran
Hingga saat ini, tidak ada Kedubes AS di Iran. Bandingkan dengan Kedubes2 AS yang hadir di Arab Saudi, Mesir, dan Turki. Iran jelas lebih berani dalam menghadapi kafir harbi AS yang membunuh ummat Islam di Iraq, Afghanistan, dan menghalangi berdirinya syariat Islam di seluruh dunia
2. U.S.S Vincennes menembak jatuh pesawat Airbus A300 Iran itu segera setelah lepas landas dari kota Bandar Abbas, Iran, tanggal 3 Juli tahun 1988. 290 orang Iran tewas! Washington mengatakan Vincennes keliru mengira pesawat penumpang itu sebuah pesawat tempur jet Iran yang bermusuhan.
3. AS dan Israel pada tahun 2010 dan 2011 membunuh ahli nuklir Iran untuk menghambat program nuklir Iran. AS dan Israel menurut media massa Barat sendiri melakukan sabotase yang mengakibatkan ledakan hebat di markas Garda Revolusi Iran pada 12 November lalu yang meratakan sebagian besar bangunannya dan menewaskan 17 orang, termasuk pendiri program misil balistik Iran, Jenderal Hassan Tehrani Moghaddam.
4. Terakhir Iran membajak pesawat mata-mata AS RQ-170 Sentinel yang menyusup sejauh 250 km ke Iran dari Afghanistan. Presiden AS, Barack Obama, jadi bahan tertawaan publik saat meminta Iran untuk mengembalikan pesawat mata-matanya. Ini ibarat maling yang membawa tangga, ketika tangganya ketinggalan, dia meminta tangganya dikembalikan oleh orang yang dia curi.
5. Saat Perang Iran-Iraq (1980-1988) sebetulnya AS juga membantu Iraq dengan mengirim kapal2 induk dan kapal perangnya ke Teluk Persia. Namun Iran menggelontorkan ranjau-ranjau laut sehingga beberapa kapal perang AS USS Samuel B. Roberts (FFG-58) bolong terkena ranjau Iran. Silahkan baca:
USS Samuel B. Roberts (FFG-58) is one of the final ships in the United States Navy‘s Oliver Hazard Perry class of guided missile frigates (FFG). The ship was severely damaged by an Iranian mine in 1988, leading U.S. forces to respond with Operation Praying Mantis.
http://en.wikipedia.org/wiki/USS_Samuel_B._Roberts_(FFG-58)
AS membalasnya dengan Operasi Praying Mantice yang menghancurkan 5 kapal perang dan speed boat Iran serta instalasi minyak Iran. Perang Laut yang dilakukan AS terhadap Iran adalah Perang Laut yang terbesar setelah Perang Dunia 2:
Operation Praying Mantis was an attack on April 18, 1988, by U.S. naval forces within Iranian territorial waters in retaliation for the Iranianmining of the Persian Gulf during the Iran–Iraq war and the subsequent damage to an American warship.
This battle was the largest of the five major U.S. surface engagements since the Second World War
http://en.wikipedia.org/wiki/Operation_Praying_Mantis
Saat kapal2 perangnya banyak karam ditembak AS, Iran segera menggunakan speed boat2 kecil yang cepat sehingga cukup merepotkan AS. Jadi keliru jika menganggap tak pernah ada konflik antara AS dan Iran.
Kalau pun AS tidak menyerang Iran secara besar-besaran, ini karena Iran dengan penduduk 80 juta jiwa dan mampu membuat senjata sendiri (pesawat tempur pun bisa) jauh lebih kuat daripada Iraq yang penduduknya cuma 25 juta jiwa. Imam Syi’ah Ali Khamenei yang ada di Iran pun diperkirakan bisa membangkitkan 160 juta kaum Syi’ah di Timur Tengah guna melawan AS.
Oleh sebab itulah dengan menggunakan Arab Saudi dan Wahabi sebagai sekutunya, AS mencoba mengadu-domba Sunni dengan Syi’ah sehingga saling bunuh dan lemah.
Syi’ah memang beda dengan Sunni. Namun hendaknya perbedaan/penyimpangan itu disikapi dengan dakwah yang maw-izhonul hasanah dan bil hikmah. Dengan baik dan bijak. Bukan dengan mengobarkan kebencian sehingga jadi saling bunuh. Jika itu terjadi, kaum Yahudi dan Nasrani yang dimurkai Allah dan sesat justru akan tertawa terbahak-bahak.
Nabi tidak main bunuh terhadap orang-orang kafir yang menolak dakwahnya. Contohnya saat penduduk Thaif menolak dakwah Nabi bahkan melempar beliau dengan batu, saat Malaikat menawarkan bantuan untuk menghancurkan penduduk Thaif, Nabi menolak. Siapa tahu nanti keturunan mereka masuk Islam. Begitu kata Nabi.
Jadi tindakan Arab Saudi dan Wahabi yang mengadu-domba bahkan mengirim ratusan pembom bunuh diri guna membunuh peziarah Syi’ah dan masjid2 Syi’ah di Iraq berlawanan dengan Islam. Itu memancing tindakan balas dendam dari kaum Syi’ah. Itu adalah tindakan adu-domba yang mengakibatkan Sunni dan Syi’ah jadi saling bunuh.
Di Libya sesama Sunni, 50 ribu Muslim tewas saling bunuh dalam perang Saudara. Hizbut Tahrir yakin betul bahwa Khilafah akan berdiri usai Khaddafi jatuh. Ternyata “Khilafah”nya cuma boneka AS saja… Di Iraq hampir 1,5 juta Muslim (Sunni dan Syi’ah) tewas karena saling bunuh. Di Suriah 60 ribu Muslim (Sunni dan Syi’ah) juga tewas. Sementara tentara AS dan Israel yang menyerang dan membantai ummat Islam di Palestina, Iraq, dan Afghanistan justru aman. Apa itu tidak ironis? Apakah mereka tidak berpikir akan hal ini?
Membunuh sesama Muslim dan membiarkan orang-orang kafir bukanlah ciri orang yang beriman:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya diantara ummatku ada orang-orang yang membaca Alquran tapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum Aad. (Shahih Muslim No.1762)
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/
Wahabi menuduh Iran cuma taqiyyah atau pura2 perang melawan AS dan Israel. Padahal sebetulnya Iran berteman dengan AS dan Israel. Begitu kata Wahabi. Betulkah itu?
Allah melarang kita untuk melakukan buruk sangka/su’u zhon karena sebagian zhon itu dosa (Al Hujuraat ayat 12). Nabi juga melarang kita “Membaca Hati” manusia karena kita tidak mampu. Kita hanya bisa menilai yang zahir. Yaitu lisan/ucapan dan perbuatan. Perhatikan baik-baik hadits dibawah:
Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid r.a.: Rasulullah SAW. pernah mengirimkan kami dalam suatu pasukan (sariyyah); lalu pada pagi hari kami sampai ke Huruqat di suku Juhainah, di sana saya menjumpai seorang laki-laki, dia berkata, “La ilaha illallah – tiada tuhan selain Allah,” tetapi saya tetap menikamnya (dengan tombak), lalu saya merasakan ada sesuatu yang mengganjal di hati saya. Setelah sampai di Madinah, saya memberitahukan hal tersebut kepada Nabi SAW., lalu beliau bersabda, “Dia mengatakan, ‘La ilaha illallah’, kemudian kamu membunuhnya?” Saya berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh dia mengatakannya hanya kerana takut pada senjata.” Beliau bersabda, “Tidakkah kamu belah dadanya, lalu kamu keluarkan hatinya supaya kamu mengetahui, apakah hatinya itu mengucapkan kalimat itu atau tidak?” Demikianlah, beliau berulang-ulang mengucapkan hal itu kepada saya sehingga saya menginginkan seandainya saya masuk Islam pada hari itu saja. Sa’ad berkata, “Demi Allah, saya tidak membunuh seorang Muslim sehingga dibunuhnya oleh Dzul Buthain, maksudnya Usamah.” Lalu ada orang laki-laki berkata, “Bukankah Allah SWT. telah berfirman, Dan perangilah mereka supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah (QS Al-Anfal (8): 39).” Lalu Sa’ad menjawabnya, “Kami sudah memerangi mereka supaya jangan ada fitnah, sedangkan kamu bersama kawan-kawanmu menginginkan berperang supaya ada fitnah.” (1: 67 – 68 – Sahih Muslim)
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/02/07/larangan-mencaci-dan-membunuh-sesama-muslim
Pemimpin Iran secara lisan mengecam AS dan Israel. Sementara raja Arab Saudi tidak berani melakukan itu. Tidak ada Kedubes AS di Iran. Sementara di Arab Saudi selain ada Kedubes AS, ada juga 5 Pangkalan Udara Militer AS guna menyerbu negara-negara Islam di sekitar situ seperti Iraq dan Afghanistan. Iran membantu Hizbullah dan Hamas dengan dana dan senjata padahal AS mencap kedua organisasi tsb sebegai teroris. Sementara Arab Saudi sama sekali tidak membantu. Yang dibantu cuma Fatah yang sekuler dan agak bersahabat dengan Israel. Saat perang Iran-Iraq dan Operasi Praying Mantis, Iran benar-benar berperang melawan AS. Nah sejak tahun 1980 hingga sekarang, adakah Arab Saudi berperang melawan AS? Ada tidak?
Iran secara zahir dengan lisan dan perbuatan sudah membuktikan bahwa mereka menentang AS dan Israel.
Sementara Arab Saudi dan Wahabi yang mengaku sebagai Penegak Tauhid, Pembela Sunnah justru secara perbuatan bersahabat dengan AS dan Israel. Itulah yang namanya taqiyyah. Ucapan beda dengan Perbuatan:
Hanya orang munafik yang dekat dengan kaum Yahudi dan Nasrani yang saat ini tengah memusuhi Islam dan membantai ummat Islam:
“Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani)…” [Al Maa-idah 52]
Kita baca lagi ayat lainnya:
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. ” [Al Baqarah 120]
Dari Abu Sa‘id Al Khudri, ia berkata: “Rasululah bersabda: ‘Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalianpun akan masuk ke dalamnya.’ Mereka (para sahabat) bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah kaum Yahudi dan Nasrani?’ Sabda beliau: “Siapa lagi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/09/18/yahudi-dan-nasrani-adalah-musuh-islam-yang-utama/
Kalau kita kritis dan berpikir, niscaya kita tahu justru Arab Saudi dan Wahabi itu perbuatannya menyimpang dari Al Qur’an dan Hadits: Bersekutu dengan Yahudi dan Nasrani (AS DAN ISRAEL)!
Kaum Yahudi selalu berusaha mengadu-domba ummat Islam sejak zaman Nabi. Dulu mereka nyaris berhasil mengadu-domba Suku ‘Auz dan Bani Khazraj hingga masing-masing suku sudah berteriak2 marah dan mengambil senjatanya. Alhamdulillah di zaman itu masih ada Nabi yang memarahi mereka dan mencegah mereka.
“Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak dapat masuk surga seorang yang gemar mengadu domba.” (Muttafaq ‘alaih)
Allah Ta’ala berfirman: “Jangan pula engkau mematuhi orang yang suka mencela, berjalan membuat adu domba.” (al-Qalam: 11)
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/04/24/nabi-senang-mendamaikan-bukan-mengadu-domba-dan-menghindari-peperangan/
Sekarang dari tahun 1980 (kita batasi saat kita sudah hidup saja) hingga sekarang kaum Yahudi juga berusaha mengadu-domba ummat Islam:
1980-1988: Iraq dengan dibantu negara2 Arab dan AS menyerang Iran yang saat itu masih lemah akibat Revolusi Islam Iran yang dijalankan oleh Imam Khomeini. 1 Juta orang tewas. Bukan cuma Syi’ah yang tewas, tapi juga Sunni. Tidak ada yang menang.
2003-Sekarang: Setelah Iraq diserbu AS dan dipasang pemerintah boneka AS, kaum Sunni dan Syi’ah diadu-domba. Paling tidak ada lebih dari 100 pembom bunuh diri di mana 53 orang di antaranya dari Arab Saudi yang membom peziarah Syi’ah dan masjid Syi’ah. Ini dibalas kaum Syi’ah sehingga 1,35 juta Muslim baik Sunni dan Syi’ah tewas karenanya.
2012: Ummat Islam di Libya sesama Sunni saling bunuh lewat perang Saudara. Khaddafi yang anti AS digulingkan pemberontak dukungan AS. 50 ribu Muslim tewas. Meski Hizbut Tahrir menyatakan akan muncul Khilafah usai Khaddafi jatuh, ternyata yang muncul adalah pemerintah Boneka AS lengkap dengan Kedubes AS di dalamnya.
2012: Suriah juga dilanda pemberontakan dukungan AS yang sekarang dikaitkan dengan isyu Sunni vs Syi’ah. Padahal sebelumnya rezem Assad mendukung penuh perjuangan Hamas yang sunni sehingga menyediakan kantor Hamas Pusat di Suriah saat negara2 Arab justru menolaknya. Baru November 2012 Assad mengusir Hamas karena mendukung pemberontak Suriah. 60 ribu Muslim tewas karenanya.
Dari tahun 1980 saja sudah 2,4 juta Muslim (Sunni dan Syi’ah) tewas karena adu-domba. Harusnya kita cerdas dan tidak mau diadu-domba. Ini belum 100% Sunni dan Syi’ah yang teradu-domba. Masih banyak yang hidup damai seperti di Indonesia. Tapi kalau semua sudah terhasud, bisa jadi 200 juta Muslim lebih yang tewas sebagaimana di Eropa dulu waktu terjadi perang antara kelompok Katolik dan Protestan.
Bayangkan jika Indonesia terjadi perang dan saudara2 anda terbunuh karenanya. Bahkan jika di Indonesia cuma ada 1 juta orang Syi’ah yang ditindas pun jika 10 ribu orang dari mereka jadi teroris yang balas dendam dan membomi masjid-masjid Sunni, kita tidak bisa lagi beribadah dengan aman. Nabi tidak pernah semena-mena membunuh orang2 kafir kecuali mereka yang menyerang di Medan Perang. Itu pun jika mundur, Nabi membiarkan mereka mundur dan menawan orang2 yang tertinggal. Tidak membunuhnya. Itu terhadap orang2 Kafir yang Musyrik! Apalagi terhadap sesama Muslim yang masih menyembah Allah, masih bersyahadah, dan masih sholat.
Islam itu seakar dengan kata Salam yang berarti DAMAI. Sebarkan SALAM. Sebarkan DAMAI! Islam adalah Rahmat bagi semesta alam. Bukan teror/perang bagi alam.
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma`ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia”. (An-Nisa: 114).

Komentar

Postingan Populer